Tittle : Best Thing That I Ever Had
Themes : A Competition, Family, Love.
Genre : Happy
Casts : Westlife Casts, Delta Feehily, Collin Feehily, Barry Feehily,
David Archuleta, Michelle Jogia, Delta Goodrem, Louis Walsh, Ronan
Keating, and more again.
Happy Reading
Panasnya sinar
matahari siang ini tak terlalu ku hiraukan, aku terus melangkahkan
kakiku menyusuri jalanan Polar menuju rumah. Aku sudah tak sabar ingin
segera memberitahukan sesuatu pada seluruh anggota keluargaku.
Brak!
Aku membuka pintu rumah dengan agak keras lantas menghampiri sosok
Collin dan Barry yang tengah terduduk santai didepan televisinya. Aku
duduk disamping mereka dan menyodorkan selembaran kertas berwarna biru.
Keduanya menatapku heran, tangan putih Collin meraih lembaran yang
berada dalam genggaman itu lantas membacanya bersama dengan Barry.
Selesai membaca tulisan yang tertera disana mereka berdua menatapku.
“X Factor Irlandia?” Collin mengajukan pertanyaan itu sambil menautkan sebelah alisnya. Aku mengangguk tersenyum.
“Ya, aku ingin mengikuti kompetisi itu, boleh kan?” balasku. Barry
terkekeh mendengar pernyataanku. Kini bagian aku yang menatapnya aneh.
“Kenapa?” tanyaku.
“Kalau kau ingin menjadi penyanyi, kau kan bisa bilang pada Mark..” Collin ikut terkekeh.
“Hey, aku ingin berhasil dengan usahaku sendiri!” ujarku.
“Kau harus meminta izin dulu pada Momma dan Papa..” Collin bersuara lagi.
“Tentu saja aku akan meminta izin pada mereka. Tapi, sebelumnya aku
ingin meminta izin pada kakak-kakakku dahulu.. Kalian mengizinkanku
kan?” aku tersenyum berharap menatap kedua kakakku ini.
“Tentu saja kami mengizinkanmu,” balas mereka berbarengan. Aku berhambur memeluk mereka bahagia.
“Terima kasih, aku sayaang kalian” ujarku.
^^^
Mobil Ferrari milik Mark berhenti tepat didepan halaman gedung iTV,
tempat audisi diselenggarakan. Aku turun dari mobil diikuti oleh ketiga
kakak kebanggaanku. Mark mengenakan pakaian yang serba tertutup, aku
menganggapnya wajar karna ia seorang penyanyi terkenal di Irlandia. Tadi
aku sudah berusaha mencegahnya untuk ikut, namun ia bersikeras ingin
mengantar dan melihat penampilanku secara langsung. Suasana tampak
ramai, maklum ini adalah hari pertama audisi dibuka. Aku melangkah
menuju meja pendaftaran untuk mengambil nomor peserta dan juga
formulirnya. Aku kebagian nomor 1324, pasti antriannya sangat panjang.
Benar saja, antriannya memang panjang. Aku dan ketiga priaku bersabar
menunggu giliran. Kulihat Collin dan Barry sudah tampak lelah dan bosan.
Maafkan aku, kakakku. Harusnya aku melarang kalian untuk mengantarku.
“Peserta nomor 1324!” Aku dengar nomor pesertaku disebut. Oh bahagianya
aku. Aku langsung melangkah maju masuk, sebelum itu aku memeluk ketiga
kakakku dan meminta doa pada mereka.
“Majulah saying, kita disini
akan mendoakanmu. Aku yakin kau pasti lolos” Mark membisikkan kata itu
disaat aku berpelukan dengannya, aku mengangguk tersenyum.
“Goodluck, my sun” Collin mengecup keningku membuatku semakin bersemangat.
Kulangkahkan kaki ini untuk masuk kedalam ruangan penuh lampu-lampu
sorot itu. Aku cukup terkaget kagum melihat siapa saja yang menduduki
kursi juri didepanku saat ini. Oh, mereka semua adalah idolaku! Aku
mengedip-ngedipkan mataku, masih merasa tak percaya tapi aku harus
percaya. Seorang yang duduk dikursi paling ujung ia adalah Kian Egan,
disebelahnya lagi bernama Ronan Keating diikuti oleh Louis Walsh dan
Delta Goodrem dijajaran selanjutnya. Oh Delta Goodrem! Tahukah kau, aku
sangat mengidolakan wanita berusia 23 tahun itu!
“What’s your name,
girl?” suara Kian Egan menyeruak masuk ke kedua lubang telingaku begitu
lembut membuatku tak mampu mengucap apa-apa. Dia membuatku bergetar!
“Delta Feeehily..” jawabku seraya tersenyum. Aku memandang kearah Delta.
“Kau adik dari Mark Feehily kan?” kini Ronan-lah yang bersuara. Aku mengangguk tersenyum.
“O..oya? K.kau adik dari Mark?” kudengar Delta terlihat terkejut.
“Ya, aku adiknya..”
“Okay, aku ingin mendengar suaramu..” ucap Delta memberiku kesempatan untuk mengeluarkan suaraku.
“Baiklah, aku akan menyanyikan lagu baby Can I Hold You Tonight milik Boyzone..” ucapku. Semua juri tersenyum mempersilahkanku.
Aku mengatur pernafasanku dan mulai menyanyikan beebrapa bait lagu itu.
Aku selesai menyanyikan lagu itu, para juri saling bertukar pandang
satu sama lain.
“Aku, yes!” Delta mengucapkan pernyataan yang membuatku tersentak bahagia. Aku tertawa tanpa bersuara.
“Yes” Ronan juga bersuara sama.
“Emm, aku yes..” Louis pun ikut-ikutan mengatakan kata keramat itu. Aku
tersenyum dan menggumamkan kata ‘thank you’ pada manager Mark itu.
“Aku tak bisa mengatakan ‘No’, suaramu memang bagus. Yes!” Kian
mengucapkan kata yang sama dengan yang lainnya membuatku bahagia bukan
main! Aku menangis haru didepan para juri.
^^^
Aku keluar dari ruangan yang membuatku lolos itu dan berhambur meloncat kedalam pelukan milik Mark.
“Aku lolosssss!!!” Aku berteriak senang.
“Selamat saying, aku bangga!” Mark membisikkan kata-kata itu.
“Aku juga bangga padamu!” balasku. Collin dan Barry datang membri
selamat padaku. Do’a kalian memang sangat manjur. Aku semakin saying
pada kalian. Terima kasih Tuhan, telah memberikan kesempatan ini.
^^^
“Selamat ya, kau lolos dari audisi itu.” Brian memelukku. David menepuk pundakku. Aku tertawa senang.
“Terima kasih, ini juga kan berkat do’a dari kalian” balasku.
David Archuleta adalah Brian Mcfadden adalah dua orang sahabat
terbaikku. Kami mulai bersahbat sejak masih duduk dibangku junior high
school. Susah senang selalu kita lewati bersama. Tetapi dalam beberapa
waktu ini aku tak akan bertemu dengan mereka, aku pasti akan merindukan
sosok figure mereka. Aku pergi untuk menjalani karantina. Mau tak mau
aku harus meninggalkan orang-orang yang ku sayangi beberapa waktu ini.
Keduanya memasang wajah sedih. Membuatku semakin merasa berat untuk meninggalkan mereka.
“Ohh ayolah, jangan pasang tampang sedih kalian. Itu sangat merusak pemandangan!” ujarku.
David memelukku.
“Aku pasti akan merindukanmu..” gumamnya.
“Aku juga akan merindukanmu, Dave.. Dan kau juga Brian..” Ucapku berusaha tersenyum.
^^^
Hari terus berganti dan berganti. Setiap tahapan seleksi sudah ku lalui
dengan lancar. Dan mala mini adalah malam pertama Gala Show. Aku masuk
ke kategori Solo Wanita 15-24 tahun. Dimentori oleh idolaku, Delta
Goodrem. Disini juga aku mulai akrab dengan peserta-peserta lainnya,
terutama dengan Shane Filan, dia berada di kategori solo pria dibawah
25tahun. Usia sama denganku, 16 tahun.
^^^
Tiap minggu
selalu saja ada salah satu peserta yang harus keluar. Itu membuatku
sedih. Karena semua peserta X Factor disini semuanya hebat dan berbakat.
Namun itu sudah menjadi sebuah keputusan. Kita sebagai peserta tak bias
berbuat apa-apa.
^^^
Waktu berjalan dengan cepatnya, aku
sangat bersyukur aku bias menempati posisi tiga besar bersama Shane dan
Michelle. Namun itu juga cukup menyulitkanku untuk menjadi seorang
pemenang. Karna mutlaknya, sainganku masing-masing memiliki karakter
suara yang kuat dan hebat. Namun namanya juga kompetisi, kalah menang
harus diterima dengan lapng dada.
Dalam Gala Show ke sepuluh
ini, aku dipercaya menjadi peserta pembuka. Delta memilihkan lagu yang
sangat special untukku. Dia memilihkanku tembang miliknya sendiri yang
vberjudul ‘Sitting On Top Of The World’. Dilagu ini aku akan memberikan
sedikit percikan tarian khas yang persis berada dalam video klip
tersebut. Pelatih dance-ku bernama Nicky Byrne. Ia adalah seorang penari
yang handal. Dia adalah pelatih yang hebat. Disamping mengajariku
menari, ia juga kerap mengajariku bernyanyi. Suaranya pun indah. Aku
suka.
Mungkin aku sedikit beruntung, karna dibabak tiga besar
ini aku diberi kesempatan untuk menyanyi duet dengan Shane. Dimataku dia
lelaki yang baik, lemah lembut, ia juga asyik bila diajak mengobrol.
Aku mulai menyukainya. Mungkin mustahil aku menyimpan perasaan aneh ini
padanya, karna kita baru berteman tak lebih dari tiga bulan. Untuk
menjadi sahabatnya pun itu sudah membuatku bahagia.
^^^
“Delta, kau melamunkan apa?” Aku dikejutkan oleh panggilan dari Nicky. Aku menggeleng tersenyum.
“Tidak, aku hanya gugup saja” Balasku
“Ah itu sudah biasa, kalahkan rasa gugup itu dengan suaramu!” ujarnya. Aku tersenyum.
“Ayo latihan lagi..” ajaknya. Aku pun mengangguk dan mulai latihan kembali.
^^^
Malam ini aku bersedih. Shane harus pulang. Aku melangkah kearahnya dan
memeluknya sedih. Aku merasa kehilangan sebagian dari nyawaku. Shane
amat berarti bagiku. Aku sadar, aku ulai mencintainya.
“Sudah,
jangan menangis ya. Kita pasti akan bertemu kembali, kok. Percayalah”
ucapnya. Aku menatap matanya. Aku tak bias melihatnya pergi begitu saja.
Aku kembali bersembunyi dalam dekapan hangat tubuhnya. Hal ini sangat memukulku.
^^^
Kini tinggal tersisa dua orang dalam X Factor Irlandia series 7. Itu
adalah aku dan Michelle Jogia. Kami satu kategori, Michelle gadis yang
baik. Kami cukup berteman akrab. Aku tak yakin bias mengalahknnya, karna
ia memiliki suara yang begitu indah.
^^^
Malam ini
adalah malam terakhir aku akan menginjakkan kaki di panggung Gala yang
megah dan besar penuh dengan germerlap kelap-kelip lampu. Para juri
terlihat cantik dan tampan. Aku senang melihatnya. Yang lebih
menyenangkan lagi adalah seluruh keluarga dan sahabatku hadir disini
untuk member dukungan padaku. Oh itu amat mengesankan. Yang lebih
menyenangkannya lagi adalah aku mendapat kesempatan untuk bernyanyi
bersama dengan Mark dan Shane secara bersama! Hebat bukan?
“Delta, ayo segera naik keatas panggung!” Suara Nicky menyerukanku untuk naik keatas panggung. Aku mengangguk.
“Oh iya, goodluck!” ucapnya tersenyum.
“Terima kasih”
Terima kasih pelatihku. Aku akan membuatmu bangga.
^^^
Aku berdiri bersama Michelle, dengan Delta Goodrem yang berada
ditengah-tengah kami. Ini adalah saat-saat yang paling menegangkan. Aku
terus memanjatkan do’a pada tuhan.
“Delta Feehily, selamat anda
menjadi juara X Factro Irlandia Series 7!!!” aku memandang tak percaya.
Aku terdiam. Senang, bangga, bahagia, haru dan segalanya bercampur
aduk. Aku langsung menangis saat itu juga. Delta memelukku.
“Congrats, aku bangga padaku, muridku..” ucapnya. Aku menangis bahagia.
Aku menerima banyak hadiah malam ini, sungguh membanggakan.
Kini bagian para juri dan bintang tamu yang bernyanyi mengeluarkan
suara-suara merdu mereka. Aku dan Shane bersorak, menyoraki Delta dan
Mark yang tengah berpegangan tangan sambil bernyanyi bersama dengan
mesranya. Aku baru tahu sekarang bahwa Delta dan Mark menjalin hubungan
yang special. Itu membuatku semakin bangga.
^^^
“Pemirsa , inilah ke dua belas peserta X Factor!!”
Aku dan peserta lainnya naik keatas panggung dan mulai menyanyikan lagu
milik Westlife yang berjudul World Of Our Own. Shane menarik tanganku.
Ia menurunkan mikrofonnya. Dia mengatakan sesuatu yang mungkin cukup
serius padaku, namun aku tak mendengarnya cukup jelas karna suara bising
dank eras dari para peserta dan pengiring music.
“Aku mencintaimu!!” Akhirnya aku bias mendengar pernyataannya itu. Aku terdiam tak percaya dengan apa yang ia bicarakan.
“Will you be my girlfriend?” ucapnya.
“Apa? Aku tak dengar!” ujarku. Padahal sebenarnya aku mendengarnya.
“Maukah kau menjadi kekasihku?” tanyanya dengan suara yang amat keras.
“Aku mau! Aku mau!’’
Shane menarikku kedalam pelukan hangatnya. Aku bahagia. Aku merasakan
kebahagiaan sudah lengkap. Aku menyayangimu, Shane. Aku saying seluruh
anggota keluargaku, David, Brian. You all are the best things on my
life. Love you.
The End